Sejarah nama kalimantan
Sejarah nama kalimantan
Kalimantan (toponim: Kalamantan/
Calémantan/ Kalémantan Kelamantan/ Kilamantan/ Klamantan/ Klémantan/
K'lemantan/ Quallamontan) adalah pulau terbesar ketiga di dunia yang
terletak di sebelah utara Pulau Jawa dan di sebelah barat Pulau
Sulawesi. Pulau Kalimantan dibagi menjadi wilayah Brunei, Indonesia (dua
per tiga) dan Malaysia (sepertiga). Pulau Kalimantan terkenal dengan
julukan "Pulau Seribu Sungai" karena banyaknya sungai yang mengalir di
pulau ini.
Pada zaman dahulu, Borneo -- yang berasal dari nama
kesultanan Brunei -- adalah nama yang dipakai oleh kolonial Inggris dan
Belanda untuk menyebut pulau ini secara keseluruhan, sedangkan
Kalimantan adalah nama yang digunakan oleh penduduk kawasan timur pulau
ini yang sekarang termasuk wilayah Indonesia.Wilay ah utara pulau ini
(Sabah, Brunei, Sarawak) untuk Malaysia dan Brunei Darussalam. Sementara
untuk Indonesia wilayah Kalimantan Utara, adalah provinsi Kalimantan
Utara.
Dalam arti luas "Kalimantan" meliputi seluruh pulau yang
juga disebut dengan Borneo, sedangkan dalam arti sempit Kalimantan hanya
mengacu pada wilayah Indonesia.
Asal-usul nama Kalimantan tidak
begitu jelas. Sebutan kelamantan digunakan di Sarawak untuk menyebut
kelompok penduduk yang mengonsumsi sagu di wilayah utara pulau ini[8].
Menurut Crowfurd, kata Kalimantan adalah nama sejenis mangga (Mangifera)
sehingga pulau Kalimantan adalah pulau mangga, namun dia menambahkan
bahwa kata itu berbau dongeng dan tidak populer.. Mangga lokal yang
disebut klemantan ini sampai sekarang banyak terdapat di perdesaan di
daerah Ketapang dan sekitarnya, Kalimantan Barat.
Menurut C. Hose
dan Mac Dougall, "Kalimantan" berasal dari nama-nama enam golongan
suku-suku setempat yakni Iban (Dayak Laut), Kayan, Kenyah, Klemantan
(Dayak Darat), Murut, dan Punan. Dalam karangannya, Natural Man, a
Record from Borneo (1926), Hose menjelaskan bahwa Klemantan adalah nama
baru yang digunakan oleh bangsa Melayu. Namun menurut Slamet Muljana,
kata Kalimantan bukan kata Melayu asli tapi kata pinjaman sebagai halnya
kata Malaya, melayu yang berasal dari India (malaya yang berarti
gunung).
Pendapat yang lain menyebutkan bahwa Kalimantan atau
Klemantan berasal dari bahasa Sanskerta, Kalamanthana yaitu pulau yang
udaranya sangat panas atau membakar (kal[a]: musim, waktu dan
manthan[a]: membakar). Karena vokal a pada kala dan manthana menurut
kebiasaan tidak diucapkan, maka Kalamanthana diucap Kalmantan yang
kemudian disebut penduduk asli Klemantan atau Quallamontan yang akhirnya
diturunkan menjadi Kalimantan.[10] Terdapat tiga kerajaan besar
(induk) di pulau ini yaitu Borneo (Brunei/ Barune), Succadana
(Tanjungpura/ Bakulapura), dan Banjarmasinn (Nusa Kencana). Penduduk
kawasan timur pulau ini menyebutnya Pulu K'lemantan, orang Italia
mengenalnya Calemantan dan orang Ukraina : Калімантан. Sejarah nama kalimantan
Jika ditilik dari bahasa Jawa, nama Kalimantan dapat berarti "Sungai Intan".
Sebuah sungai di Kalsel dan transportasi airnya
Sepanjang sejarahnya, Kalimantan juga dikenal dengan nama-nama yang
lain. Kerajaan Singasari, misalnya, menyebutnya "Bakulapura" yaitu
jajahannya yang berada di barat daya Kalimantan. Bakula dalam bahasa
Sanskerta artinya pohon tanjung (Mimusops elengi) sehingga Bakulapura
mendapat nama Melayu menjadi "Tanjungpura" artinya negeri/ pulau pohon
tanjung yaitu nama kerajaan Tanjungpura yang sering dipakai sebagai nama
pulaunya. Sementara Kerajaan Majapahit di dalam Kakawin Nagarakretagama
yang ditulis tahun 1365 menyebutnya "Tanjungnagara" yang juga mencakup
pula Filipina seperti Saludung (Manila) dan Kepulauan Sulu.
Hikayat Banjar, sebuah kronik kuno dari Kalimantan Selatan yang bab
terakhirnya ditulis pada tahun 1663, tetapi naskah Hikayat Banjar ini
sendiri berasal dari naskah dengan teks bahasa Melayu yang lebih kuno
pada masa kerajaan Hindu, di dalamnya menyebut Pulau Kalimantan dengan
nama Melayu yaitu pulau "Hujung Tanah". Sebutan Hujung Tanah ini muncul
berdasarkan bentuk geomorfologi wilayah Kalimantan Selatan pada zaman
dahulu kala yang berbentuk sebuah semenanjung yang terbentuk dari
deretan Pegunungan Meratus dengan daratan yang berujung di Tanjung
Selatan yang menjorok ke Laut Jawa. Keadaan ini identik dengan bentuk
bagian ujung dari Semenanjung Malaka yaitu Negeri Johor yang sering
disebut "Ujung Tanah" dalam naskah-naskah Kuno Melayu. Semenanjung
Hujung Tanah inilah yang bersetentangan dengan wilayah Majapahit di Jawa
Timur sehingga kemudian mendapat nama Tanjungnagara artinya pulau yang
berbentuk tanjung/ semenanjung.
Sebutan "Nusa Kencana" adalah
sebutan pulau Kalimantan dalam naskah-naskah Jawa Kuno seperti dalam
Ramalan Prabu Jayabaya dari masa kerajaan Kadiri (Panjalu), tentang akan
dikuasainya Tanah Jawa oleh bangsa Jepang yang datang dari arah Nusa
Kencana (Bumi Kencana). Memang terbukti sebelum menyeberang ke Jawa,
tentara Jepang terlebih dahulu menguasai ibukota Kalimantan saat itu
yaitu Banjarmasin. Nusa Kencana sering pula digambarkan sebagai Tanah
Sabrang yaitu sebagai perwujudan Negeri Alengka yang primitif tempat
tinggal para raksasa di seberang Tanah Jawa. Di Tanah Sabrang inilah
terdapat Tanah Dayak yang disebutkan dalam Serat Maha Parwa.
Sebutan-sebutan yang lain antara lain: "Pulau Banjar", Raden Paku
(kelak dikenal sebagai Sunan Giri) diriwayatkan pernah menyebarkan Islam
ke Pulau Banjar, demikian pula sebutan oleh orang Gowa, Selaparang
(Lombok), Sumbawa dan Bima karena kerajaan-keraja an ini memiliki
hubungan bilateral dengan Kesultanan Banjar; "Jawa Besar" sebutan dari
Marco Polo penjelajah dari Italia atau dalam bahasa Arab; dan "Jaba
Daje" artinya "Jawa di Utara (dari pulau Madura) sebutan suku Madura
terhadap pulau Kalimantan baru pada abad ke-20.
Sejarah nama kalimantan
Sumber :
community of samona (indonesia)